Wednesday, February 20, 2013

Bergerak Menyala, Move On Broh!!

Hari ini beneran apes, kenapa apes? Memory card yang isinya foto2 dan tulisan2 gw, masih ada disana dan belum ada backup apa2 pula. Memori nyaa sih ga seberapa harganya, tapi kenangan di dalam nya. Mungkin sama ketika lo putus, putus nya sih ga seberapa, tapi kenangan nya? Itu masalah lain. #eaaa Mungkin ini sudah konspirasi semesta dengan rusaknya memory card, seakan gw disuruh merelakan semua kenangan itu hilang begitu aja. I guess is time to let it go. The memories. Literally and not :).

Ok, that's the intro, let's get to my point about: 

Move on

Bagian yang paling gw benci dari berakhir nya sebuah hubungan adalah move on. Harfiah nya mah bergerak atau pindah. Bergerak kemana? Pindah kemana? Hati nya aja masih ada disana ga mau dipindahin #eaaaa.

Orang yang #MenolakMoveOn biasanya adalah orang2 bodoh yang terlalu sayang, terlalu percaya dan rela memberikan semua kunci dari pintu2 hati nya untuk orang yang menurut nya gak akan ninggalin dia. Iya bodoh, tapi ya ini cinta. Apakah salah masih tetep ga mau move on? Gak men, gak pernah ada yang salah. Tinggal waktu doang yang akan nunjukkin ke lo betapa lo udah begitu banyak ngebuang percuma waktu berharga lo hanya untuk mikirin dia. Dan yah persetan, itu ga percuma, gw tau kok rasa nya brooh *lah* *malah curhat*. Dan ketika lo dalam keadaan belum move on baca paragraf ini pasti mengumpat dalam hati "Fuck it, you don't know what inside me" but believe me, I do know, I've been there, everybody knows :)). Self denial. Gak sehat broh


Kemarin gw baru turun dari gunung dan selama perjalanan nya gw seneng ketika gw jalan sendiri, kiri kanan cuma ada pohon bahkan kadang ada jurang :p, gw bisa lebih mikir jernih. Ada beberapa hal positif sih dari naik gunung dan korelasi nya dengan move on, ini beberapa:

1. Langkah
Kenapa langkah? Coba ketika lo disana lo itungin langkah lo, sambil lo inget2 lagi semua hal tentang dia mulai dari jaman pdkt, lalu jadian, sweet banget, rada sweet, sweet aja, less bitter, bitter, lalu dingin kemudian putus. Entah ini bener atau enggak, tapi berada di alam terbuka bikin proses introspeksi lebih mudah. Gw jadi bisa ngeliat dimana kesalahan gw. Gw bisa menyikapi ini dari sebuah sudut pandang baru. Dan selain bagus, this is save your energy. Ya walaupun lo harus fokus jg ngeliat jalan dan baca tanda, langkah lo jadi lebih ringan. Langkah lo yang tadinya berat lama kelamaan mulai berkurang dan jadi enteng.  Sama kaya move-on. Dan jangan analogikan tiap langkah lo bakal ngelupain dia. Jangan. Ini bakal ke reverse jadi tiap langkah lo bakal makin inget #eaaaa.

2. Stop and look araound
Iya naik gunung ga selama nya kita jalan. Pasti ada lah kita berhenti istirahat sambil nikmatin alam. Liat kiri kanan lo betapa hebat nya Tuhan nyiptain alam. Nikmatin aja dulu. Begitu juga dengan move-on, ada kalanya kita harus berhenti sebentar dari itu semua, tarik nafas yang panjang, lalu lihat sekitar lo. Ya nikmatin aja dulu sakit nya. Lihat sekitar lo, lo gak sendirian men, lo masih punya temen2, sahabat, keluarga yg selalu ada buat lo no matter what. Santai, take it slow dan nikmatin aja dulu :))).

3. Puncak
Kata orang sih tujuan utama nya naik gunung itu yah puncak nya, tapi gw ga mau percaya itu, naik gunung itu semua tentang proses lo dari bawah sampai ke puncak nya. Percayalah di dunia ini ga ada yang instan kecuali, indomie dan kopi sachetan. Jatoh-bangun nya, capek nya, semua ke akumulasi untuk satu tujuan yg namanya puncak. Nah mau move-on juga gitu, kita harus tau dimana "puncak" nya. Puncak disaat kita ngerasa ini semua nya udah cukup lah, disaat lo udh menyadari dari proses kemaren beberapa hal yang bisa dijadikan sumber kenapa kalian bisa putus. Emang ada 2 kemungkinan sih setelah nyampe puncak ini, pertama yah you completely free ingin move on, bangkit dari keterpurukan. Atau yang ke 2, lo jadi terlarut lagi dan bisa jatuh lebih dalam. Itu pilihan lo bro. Setelah lo "Nikmatin dulu aja" itu lo masih bisa nikmatin itu terus atau mau coba berhenti nikmatin itu. Dan ini gw kaya ngomongin orang kecanduan ekstasi yah jadinya :)).    

4. Are you ready for another one?
Semeru itu indah, iya. Mahameru nya bagus banget, Ranu Kumbolo nya juga. Kadang keindahan2 itu yang ngehalangin kita buat ngeliat hal2 indah lain nya. Kenangan lo sama dia emang indah kan, hal2 yang lo lakuin bareng yang kadang bikin lo senyum2 sendiri gara2 itu silly. Pertanyaan yang timbul adalah lo mau gak nyari gunung yang indah lagi selain Semeru? Atau lo masih terpana dengan keindahan Semeru sampe ga mau naik gunung apa2 lagi atau naik Semeru berulang2?
 Terserah itu pilihan lo. Lo mau mikirin dia terus2an? Masih terpesona juga? Padahal lo tau masih ada Rinjani, Leuser, Jaya Wijaya dan masih banyak perempuan di luar sana yang (mungkin) mau jadi pacar lo :p

Yah mungkin itu aja sih. Gak nyambung? Bodo amat hahaha.
Intinya adalah, mau move-on atau enggak ya itu pilihan. Emang enak sih mengenang, tapi lebih enak membuat kenangan baru. 

Apakah lo udh siap ngeliat gunung lain nya itu adalah pilihan lo sendiri. Apakah lo udh siap keluar dari lingkaran setan itu dan mencoba membuka hati #tsaah ke cewek2 lain, itu pilihan lo. Sama kaya kejadian gw hari ini. Memory card itu emang banyaaak banget kenangan nya, tapi ya mau gimana lagi. It's broken and can't be fixed. It's time for me to buy a new one and overwrite it with a new files. Mungkin kalo dalam move-on, cari pacar secepetnya bukan jawaban. Lo beli memory card juga perlu ngumpulin uang dulu kan atau seenggak nya ngambil di ATM, ada persiapan nya dulu. Pelan-pelan coba forgive yourself (and that's my selfnote too). It's hard, but yeah come on, life goes on. Saran gw, kalo belom siap move on jangan coba2 move in. Kaya lo naik Rinjani, tapi yang kebayang Semeru. Dan ingatlah "Move on itu bukan punya pacar baru, tapi learn to forgive your self first dan introspeksi total dari hubungan lo yang gagal itu".

Kalo misalnya mantan lo udh punya pacar lagi, cuma tuhan dan dia yang tahu apakah dia sudah move-on.

Terakhir kita tutup dengan frase lama nan klise "Love when you ready, not when you're lonely" :))

Buat yang lg dalam proses, jangan menyerah bro.

Nikmatin aja dulu. 

Dan tunggu apa yang akan terjadi nanti di hidup lo.

"Life was like a box of chocolates. You never know what you're gonna get." (Forrest Gump)

2 comments:

mijoojim said...

it's just my opinion tapi self denial bukannya diperluin buat mempermudah proses move on ya toy? misalnya mengedepankan logika daripada perasaan ya caranya dengan self denial.

But yaaa kinda agree, all human being should do trough this move on thing is to enjoy the process over the time. The key words are time, process and enjoy :D

ctoy said...

hmm yaah self denial perlu joo, cuma dalam porsi wajar dan karena biasanya dalam tahap ini suka berlebihan denial nya, dikabuti perasaan, caileeh bahasa gw :)