Akhir2 ini bisa
terlihat. Orang2 sangat serius menjalankan
hidupnya. Saya tau validkah apa yg saya lihat yang membuat saya
berasumsi. Menjelang semester terakhir ini semua serba sibuk. Semua serba punya
agenda. Ya walaupun parameter saya cuma sekitaran social media dan obyek nya
adalah teman-teman saya sendiri. Tapi kenapa semua jadi serba serius? Bahkan
teman saya yang dulu saya kenal gak pernah sekalipun serius tiba-tiba sekarang
terlihat serius sekali terhadap hidupnya.
Serius. Udah
bubar. Halah basi ya jokesnya. Apakah orang2 berubah serius karena saya sendiri
yang awalnya berubah? Mungkin yang awalnya berubah itu diri sendiri tanpa kita
sadari sama sekali. Barulah orang lain seakan ngeuh dengan perubahan kita.
Mereka pun terpancing untuk melakukan hal yanh sama. Saya yang tidak menyadari
kalau hidup saya sekarang sudah saya jalani lebih serius. Saya melihat kembali
buku jurnal saya. Ada beberapa agenda ke depan yang harus saya bereskan. Ada
beberapa pertemuan yang harus saya temui. Iya memang terkesan sok sibuk. Siapa
sih saya? Cuma mahasiswa. Saya kembali melihat whiteboard yang ada di dinding
kosan, kesemua nya menampilkan sebuah jadwal yang harus saya lakukan. Saya yang
dulu sangat spontanitas, cuek dan acuh makin lama kian luntur. Berganti saya yang sistematis, teratur dan kaku. Saya tidak bilang
kalau selama ini saya tidak serius menjalani semua. Saya serius dari dulu, tapi
santai menjalani nya. Beda dengan sekarang, saya tau saya harus serius untuk
apa, ada tujuan yang harus saya tuju. Ya terimakasih sekali pola pendidikan
Indonesia yang hanya menempelkan mental untuk menjadi karyawan.
Saya tau, semakin
lama saya kuliah semakin lama tekanan itu menekan saya seperti palu yang sudah
setengah menancapkan paku nya. Kuat kah saya? Apakah saya akan berakhir
tertancap sangat dalam ke dalam dinding atau tertancap di dinding tapi berguna
untuk sesuatu, jam misalnya.
Tekanan dan
ekspestasi sangatlah wajar bagi anak2 yang dijadikan sebuah investasi jangka
panjang oleh orangtua nya. Pertanyaan nya sampai berapa lama kah ia bertahan.
Sudahlah tulisan ini makin tak menentu arah nya. Selamat menjalankan semester
terakhir teman-teman.